Bappeda Coorporate University #05 Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta

Rabu, 24 Mei 2022, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta menggelar agenda Bappeda Corporate University (CORPU) Rembug Perencanaan: #05 yang mengangkat isu utama “Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta”.

Agenda yang dimoderatori oleh Bapak Guruh Adhi Kurniawan, S.T. (Perencana Ahli Pertama Bappeda Kota Yogyakarta) secara daring ini menghadirkan narasumber utama Ibu Maria Herdwi Widyaningsih, S.T. (Perencana Ahli Muda Kelompok Substansi Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Bappeda Kota Yogyakarta) yang akan menyampaikan materi berjudul “Pengelolaan Sampah Perkotaan”, serta special sharing oleh Bapak Karjono, S.T. (Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Yogyakarta) terkait “Pengelolaan Sampah Mandiri Kompleks Balaikota Yogyakarta: Sambel Pedas Terasi (Sampah Balaikota Pengelolaan dari Sumbernya Teratasi)”.

Pada April 2022 lalu sempat terjadi penutupan TPA Piyungan oleh warga sekitar Desa Banyakan sebagai bentuk protes warga akan tumpukan sampah di TPA Piyungan yang semakin tinggi. Ibu Maria Herdwi Widyaningsih, S.T. dalam paparannya menyampaikan bahwa kondisi tumpukan sampah di TPA Piyungan saat sudah semakin tinggi (±16 meter dari jalan utama), area untuk bongkar sampah juga semakin terbatas, serta jam operasional yang bergesekan dengan akses warga. Berdasarkan data dari Sekber Kartamantul (2022) volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan sekitar 700 ton per hari, jumlah ini merupakan akumulasi dari 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul.

Kota Yogyakarta sendiri menyumbang rata-rata 270 ton per hari, yang menempati ranking 2 diantara kabupaten/kota lainnya. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 99,34% sampah telah berhasil dikelola melalui pegurangan sampah (22,68%) dan penanganan sampah (76,78%). Kota Yogyakarta masih memiliki kewajiban memikirkan 1,87 ton (0,57%) sampah yang belum tertangani. Perlu adanya optimalisasi keberadaan bank sampah yang ada di Kota Yogyakarta, karena berdasarkan data 0,74 ton sampah yang tertangani melalui bank sampah.

Pada sesi selanjutnya disampaikan special sharing dari Bapak Karjono, S.T. mengenai  “Pengelolaan Sampah Mandiri Kompleks Balaikota Yogyakarta: Sambel Pedas Terasi (Sampah Balaikota Pengelolaan dari Sumbernya Teratasi)”. Sambel Pedas Terasi sendiri merupakan inovasi yang berawal dari isu belum optimalnya manajemen pengelolaan sampah di TPS lingkungan perkantoran kompleks Balaikota Yogyakarta. Inovasi ini menitik beratkan pada 3 hal, yaitu:

  1. Pemilahan sampah organik dan nonorganik;
  2. Optimalisasi bank sampah melalui 3R (Reuse, Reduce, Recycle);
  3. Penambahan sarana dan prasarana di TPS.

Melalui inovasi ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali semangat pilah sampah di lingkup Balaikota Yogyakarta, dimana sampah nonorganik akan disetorkan melalui Bank Sampah Balaikota serta sampah organiknya diolah menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan kembali. Penyelesaian permasalahan sampah di lingkup Balaikota Yogyakarta ini harapannya mampu menjadi contoh dan ditiru untuk diterapkan di wilayah.

Pada agenda CORPU Rembug Perencanaan: #05 ini disimpulkan bahwa permasalahan sampah harus diminimalisir dengan pengelolaan sampah sejak dari hulunya yaitu lingkup rumah tangga. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkelanjutan (sustainable) yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Rumah tangga sebagai lingkup terkecil penghasil sampah dapat mengolah sampah organik menjadi pupuk dan memisahkan sampah anorganik untuk selanjutnya disalurkan ke bank sampah/TPS. Bank Sampah/TPS dapat mendaur ulang sampak anorganik yang masih bisa termanfaatkan dan terakhir sampah yang sudah tidak dapat diolah dapat dibuang ke TPA. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat dari segi ekonomi, lingkungan, maupun menumbuhkan budaya masyarakat dalam menagangani sampah.