Kunjungan Studi Banding Bimtek JFP Tingkat Pertama Batch 2 dari Pemprov DKI Jakarta dengan Tema Kerjasama Pemerintah dan Masyarakat dalam Penataan Kawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta pada tanggal 21 Juli 2022 menerima kunjungan Studi Banding Bimtek JFP Tingkat Pertama Batch 2 dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bekerjasama dengan Pemeritah Provinsi DKI Jakarta. Topik umum pada Studi Banding Bimtek tersebut yaitu “Kerjasama Pemerintah dan Masyarakat dalam Penataan Kawasan dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Yogyakarta” yang dibahas dalam 4 sub tema : 1. Kebijakan Perencanaan Umum, Ekonomi, Sosial dan Penataan Wilayah Pemerintah Kota Yogyakarta; 2. Pengembangan Pariwisata berbasiskan Masyarakat di Kota Yogyakarta; 3. Penataan Kawasan dan Pemberdayaan Pelaku Usaha di Malioboro,Yogyakarta; 4. Pemberdayaan dan Penguatan Masyarakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kampung Ratmakan, Yogyakarta.

Rombongan berjumlah 19 orang ditambah 4 panitia dari LPEM FEB UI dan diterima oleh Ibu Dra.Supratini selaku Sekretaris Bappeda, didampingi Agus Salim S.E., M.A, selaku Perencana Ahli Muda Kelompok Substansi Kesejahteraan Rakyat, Agustin Wijayanti, S.Si., M.Ec.Dev Selaku Perencana Ahli Muda Kelompok Substansi Ekonomi Dan Keuangan Daerah, Mokhammad Yanuar Cahyono Sigit, S.E selaku Perencana Ahli Pertama Kelompok Substansi Pariwisata dan Kebudayaan, Diena Kurniasih, S.T., M.Sc. selaku Perencana Ahli Muda Kelompok Substansi Pekerjaan Umum Dan Perhubungan, dan Nur Oryza Argo selaku Ketua RW 07 Ratmakan. Disampaikan oleh Sekretaris Bappeda terkait JFP yang ada di Bappeda Kota Yogyakata kemudian membahas secara makro kondisi dan isu strategis yang ada di Kota Yogyakarta beliau mengatakan bahwa tingkat Kemiskinan di DIY masih tinggi akan tetapi pada Kota Yogyakarta ini merupakan terendah dibanding Kabupaten lainnya yang ada di DIY sedangkan untuk IPM Kota Yogyakarta menempati peringkat tertinggi secara Nasional di tahun 2021..

Pembahasan dilanjutkan oleh Agustin Wijayanti beliau menjelaskan terkait masterplan perencanaan kewilayahan yang ada di Kelurahan. Amanat dari Kementerian Dalam Negeri bahwa anggaran yang ada di Kelurahan harus senilai 5% dari APBD namun harus ada pertanggungjawaban pemanfaatannya seperti apa sehingga harus membuat sesuatu menarik yang ada di kampong seperti pengenalan produk UMKM, hal ini yang nantinya akan dimasukan dalam masterplan kewilayahan yang ada di 45 kelurahan.

Terkait penataan kawasan dan pemberdayaan pelaku usaha di Malioboro Yogyakarta, M. Yanuar menerangkan bahwa penataan PKL Malioboro dilakukan agar lebih tertata sehingga pengunjung bias menikmati suasana Malioboro secara utuh dan melihat kesenian budaya sepanjang jalan Malioboro. Disamping itu dalam visi misi RPJMD adanya kampung wisata berbasis budaya sehingga bisa untuk dilestarikan secara berkelanjutan. Jalur Sumbu Filosofi Yogyakarta yaitu Panggung Krapyak – Kraton Yogyakarta – Tugu Pal Putih merupakan cagar budaya warisan dunia. Agus Salim menambahkan menurutnya kawasan PKL terintegrasi di Malioboro agar lebih formal dan jelas legalitasnya karena adanya izin dan membayar pajak. Relokasi PKL Malioboro terdapat pada 2 lokasi yaitu ada di Teras Malioboro 1 yang berlokasi di eks Gedung Bioskop Indra dan Teras Malioboro 2 berlokasi di eks Kantor Dinas Pariwisata DIY.

Kemudian materi Pemberdayaan dan Penguatan Masyarakat dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kampung Ratmakan, Yogyakarta dijelaskan oleh Nur Oryza Argo selaku Ketua RW 07 Ratmakan Beliau menjelaskan ada 3 fasilitasi masyarakat pada kampungnya yaitu fotografi, buruh, dan pedagang, fasilitasi tersebut untuk meningkatkan Pendapatan pada Kampung Ratmakan. Bapak Argo juga menjelaskan UMKM yang ada pada Kampungnya dan SDM yang ada untuk dikembangkan. Menurutnya Anak - Anak warga Kampung Ratmakan sebagian besar setelah lulus sekolah mereka kebanyakan ingin menjadi tukang parkir karena dengan hanya bekerja 4 jam saja bisa mencapai sekitar 250.000 rupiah akan tetapi sebagai Ketua RW Argo menasehati agar Anak - Anak di Kampungnya memiliki profesi yang lebih baik seperti menjadi Fotografer pelancong disekitaran Malioboro maupun Tugu. Maka dari itu beliau bersedia untuk memfasilitasi.

Setelah mendengarkan paparan dari Narasumber kemudian Rombongan Studi Banding Bimtek dari Pemprov DKI melanjutkan Kunjungan Lapangan di Kampung Ratmakan dan Teras Malioboro.