Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Desa Cemara Bappenas : Mengembangkan Potensi Kelurahan Wirogunan

Dalam mendukung upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, Kementerian PPN/Bappenas bersama beberapa perguruan tinggi menyelenggarakan Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) Desa Cerdas, Mandiri, Sejahtera (Desa Cemara) angkatan ke-4 (empat) yang telah dilaksanakan pada periode Agustus - Desember 2023. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, “Kolaborasi merupakan esensi sebuah pengabdian yang dilandasi kebersamaan demi mencapai tujuan luhur. Kolaborasi memainkan peran krusial dalam merajut keterpaduan dan sinergi di antara individu, kelompok, dan lembaga untuk meraih kemajuan berkelanjutan. Mari bersama-sama menghadirkan semangat kolaboratif ini sebagai fondasi kokoh untuk mewujudkan Indonesia maju, sejahtera, dan terbebas dari belenggu kemiskinan,” (MBKM Desa Cemara, Strategi Kementerian PPN/Bappenas dan Perguruan Tinggi Untuk Wujudkan Pengentasan Kemiskinan Desa, 2023, dikutip dari situs https://www.bappenas.go.id/id/berita/mbkm-desa-cemara-strategi-kementerian-ppnbappenas-dan-perguruan-tinggi-untuk-wujudkan-pengentasan-kemiskinan-desa-zxTxx pada 11 Januari 2024).   

 

Di wilayah Kota Yogyakarta sendiri, mahasiswa yang tergabung dalam program MBKM Desa Cemara berada di locus Kelurahan Wirogunan. Terdapat 4 Perguruan Tinggi yang terlibat mengirimkan mahasiswanya, yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjajaran (UNPAD), dan Universitas Brawijaya (UB). Mahasiswa yang terlibat terdiri dari 10 orang dari berbagai Fakultas, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) , dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Daftar mahasiswa tersebut adalah Ignatius Adi Kurniawan (FEB UI), Ayu Ratna Sari (FISIP UI), Irin Gabriella (FISIP UI), Inez Yocindra (FEM IPB), Nadiyah Rasyidah (FEM IPB), Ulvia Anggraini (FEM IPB), Vanessa Azzahra Latief (FEM IPB), Fania Jamilatul Rahmah (FISIP UNPAD), Karlina Appandi (FISIP UNPAD), dan Idul Putra (FISIP UB). Secara khusus, terdapat 2 ruang lingkup yang menjadi tujuan dan sasaran kegiatan tersebut, yakni Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Kelompok Tani (Poktan). Dalam pelaksanaan di lapangan, para mahasiswa ini didampingi oleh Bapak Diantoro Riyadi, S.Pd.T. selaku Korda DMDK Kota Yogyakarta Bappenas, Bapak Agus Salim, S.E., M.A. selaku Kepala Bidang PPM Bappeda Kota Yogyakarta dan Bapak Bintang Prasojo, S.E., M.Ec.Dev. selaku perwakilan dari Bidang Riset Inovasi Daerah dan Pengendalian Bappeda Kota Yogyakarta.

 

Tujuan dalam ruang lingkup UMKM sendiri adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Wirogunan melalui penguatan sektor UMKM, dengan mempertimbangkan aspek-aspek lain yang terkait. Sementara sasaran yang ingin dicapai adalah membentuk Paguyuban UMKM Kelurahan Wirogunan, melaksanakan pelatihan atau workshop untuk mengembangkan UMKM, memfasilitasi dalam pembuatan sertifikasi (NIB, PIRT, dan Label Halal), media branding dan promosi kampung wisata, intervensi lanjutan dari bank sampah dan kampung wisata, dan pengadaan bantuan modal usaha (prioritas untuk lansia), serta pendampingan awal usaha. Sedangkan indikator capaian yang digunakan adalah terbentuknya Paguyuban UMKM dengan struktur kepengurusan yang jelas dan berfungsi, meningkatnya jumlah peserta pelatihan, peningkatan keterampilan usaha, dan peningkatan kualitas produk, meningkatnya umlah UMKM yang berhasil mendaftarkan dan memperoleh sertifikasi yang diperlukan, dan meningkatnya jumlah UMKM yang menerima bantuan modal usaha, tingkat keberhasilan usaha awal.

Selanjutnya, tujuan dalam ruang lingkup Poktan sendiri adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Wirogunan melalui penguatan sektor Kelompok Tani, dengan mempertimbangkan aspek-aspek lain yang terkait. Sementara sasaran yang ingin dicapai adalah pembentukan kepengurusan baru (Gabungan Kelompok Tani), melaksanakan seminar/workshop terkait tanaman yang cocok untuk di tanam, cara merawat tanaman dengan baik, dan pemanfaatan lahan yang ada, membuat fokus kelompok tani menanami tanaman yang mencegah Stunting (Daun Kelor), pengadaan sertifikasi halal dan pemasaran Produk Tani (UMKM), optimalisasi recycle sampah anorganik dan organik untuk kebutuhan Poktan. (Bank Sampah), membuka kesempatan Lansia untuk dapat terlibat dalam prosesnya pada lokus intervensi, dan branding, pemasaran serta edukasi (media sosial dan Kampung Wisata). Sedangkan indikator capaian yang digunakan adalah terbentuknya kepengurusan baru yang aktif dan berkompeten, meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mengikuti seminar/workshop, peningkatan pengetahuan pertanian, meningkatnya jumlah tanaman yang ditanam dan partisipasi anggota kelompok tani, meningkatnya jumlah produk yang terdaftar dan tersertifikasi, peningkatan omset penjualan, peningkatan efisiensi penggunaan sampah sebagai sumber pupuk atau bahan pertanian lainnya, meningkatnya partisipasi lansia dalam kelompok tani dan UMKM, dan terbentuknya akun media sosial untuk branding masing-masing aspek yang ada.

 

Program ini  mencakup banyak sektor, diantaranya adalah pendidikan,pelatihan akses kesehatan, pengembangan ekonomi lokal dan infrastruktur dasar. Dalam program ini mendorong keaktifan Masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Program ini menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab dalam proses Masyarakat. Banyak  kegiatan yang berlangsung dalam program  ini. Program-program yang dibentuk di Kelurahan Wirogunan yaitu Poktan Kuat, Pelatihan Budaya, Pendampingan Agribisnis, Wirastunting dan Wirocycle. Berikut adalah pengertian dari program-program tersebut

  • Poktan  kuat atau pondasi penguatan kelompok tani adalah sebuah Upaya penguatan kelompok tani dan mencapai kesejahteraan Bersama.
  • Pelatihan budidaya adalah pelatihan pertanian dengan menanam berbagai tanaman yang bernilai jual.
  • Pelatihan agribisnis bertujuan untuk memperkuat usaha tani dengan mengembangkan olahan dari bahan yang ditanam Masyarakat atau mengembangkan jiwa entrepreneurship Masyarakat.
  • Wira Stunting adalah program yang di tujukan untuk para ibu-ibu yang mempunyai anak-anak baik remaja atau balita sebagai sasarnnya. Program ini dirancang untuk memberikan perlindungan dan perhatian untuk pertumbuhan khusus bagi anak.
  • Wirocycle adalah program pemilahan dan pengurangan sampah menyikapi kondisi Kota  Yogyakarta darurat sampah.

 

Program ini disambut hangat oleh masyarakat Wirogunan dan Lurah Wirogunan. Baik ibu-ibu sampai anak-anak antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Banyak sekali program yang bagus dan bermanfaat bagi masyarakat setempat. Program yang telah ada diharapkan bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat  bagi masyarakat Wirogunan. Dengan selesainya program mbkm desa cemara ini , diharapkan terjadi sinergi yang positif antara dunia pendidikan tinggi dan masyarakat. Dampak yang ditimbulkan semoga bisa terus berlanjut dan mengurangi angka kemiskinan serta mensejahterakan masyarakat Wirogunan. Selain itu, terdapat berbagai instansi pemerintah baik pusat maupun daerah yang menjadi mitra untuk pelaksanaan dukungan teknis terhadap kegiatan, yakni Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama,  Bappeda Kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta, dan Kemantren Mergangsan khususnya Kelurahan Wirogunan. Instansi di atas belum termasuk instansi swasta yang mendukung melalui Dana Sosial (CSR) untuk pelaksanaan kegiatan, seperti Batik Yudhistira, Radio Sonora, dan lain sebagainya.

 

Dengan selesainya Program MBKM Desa Cemara, telah terjadi sinergi yang positif antara dunia pendidikan tinggi dan masyarakat desa. Mahasiswa yang terlibat dalam program ini telah berupaya memberikan kontribusi dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Poktan (Kelompok Tani). Pada tahap akhir ini, kita melihat dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk pengetahuan masyarakat, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Kerjasama antara mahasiswa, UMKM, dan Poktan telah menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan berkelanjutan. Dari pelaksanaan program MBKM di Desa Cemara, dapat diambil beberapa kesimpulan kunci:

  1. Pemberdayaan Poktan: Program ini juga berhasil memberdayakan Poktan dengan memberikan pendampingan dan solusi inovatif. Petani dalam Poktan mengakses pengetahuan baru, teknologi, dan praktik pertanian yang lebih bermanfaat bagi pertanian mereka.
  2. Kolaborasi dan Sinergi: Kolaborasi antara mahasiswa, UMKM, Poktan, dan berbagai stakeholder terkait menjadi sebuah kunci keberhasilan. Keberlanjutan program ini memerlukan upaya bersama dan komitmen dari semua pihak terlibat.
  3. Potensi Pengembangan Lanjutan: Pada masa depan, perlu dipertimbangkan pengembangan lebih lanjut dalam bentuk pelatihan lanjutan, akses ke sumber daya tambahan, dan penguatan jaringan kerjasama. Hal ini dapat menjadikan Program MBKM Desa Cemara sebagai contoh bagi wilayah lain dalam menggali potensi ekonomi lokal.

 

Selanjutnya, dari hasil kegiatan, diberikan beberapa saran dan rekomendasi dari tim mahasiswa untuk pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Wirogunan yakni sebagai berikut.

  1. Pelatihan Lanjutan: Disarankan untuk menyelenggarakan pelatihan lanjutan bagi UMKM dan anggota Poktan guna memperdalam pengetahuan mereka dalam aspek manajemen usaha, pemasaran digital, dan praktik pertanian yang berkelanjutan. Pelatihan ini dapat membantu mereka menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan meningkatkan daya saing di pasar.
  2. Pengembangan Jaringan Kerjasama: Mendorong pengembangan jaringan kerjasama antara UMKM dan Poktan dengan pihak terkait, seperti lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan perusahaan swasta. Kolaborasi ini dapat membuka peluang akses ke sumber daya tambahan, pembiayaan, dan pasar yang lebih luas.
  3. Pemanfaatan Teknologi Digital: Mengajukan rekomendasi untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran dan manajemen UMKM serta aplikasi teknologi pertanian yang inovatif. Ini dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
  4. Diversifikasi Produk dan Usaha: Menganjurkan UMKM dan Poktan untuk melakukan diversifikasi produk dan usaha. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi peluang baru di pasar, mengembangkan produk inovatif, atau mengeksplorasi sektor usaha yang belum tergarap.
  5. Pemantauan dan Evaluasi Berkala: Menyusun sistem pemantauan dan evaluasi yang berkala untuk mengukur dampak jangka panjang program ini. Melalui pemantauan yang cermat, dapat diidentifikasi area-area yang perlu perbaikan atau penyesuaian strategi agar program tetap relevan dan efektif.
  6. Akses Pembiayaan: Membantu UMKM dan Poktan dalam mendapatkan akses pembiayaan yang lebih baik, baik melalui kerjasama dengan lembaga keuangan lokal, pemerintah, maupun lembaga swadaya masyarakat. Pembiayaan yang memadai dapat menjadi kunci bagi pengembangan dan pertumbuhan bisnis mereka.
  7. Pengembangan Pasar Lokal dan Ekspansi: Merencanakan strategi untuk mengembangkan pasar lokal dan menjelajahi potensi ekspansi ke pasar regional atau nasional. Ini dapat melibatkan peningkatan branding, pemasaran online, dan partisipasi dalam pameran atau acara ekonomi lokal.
  8. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan ekonomi lokal. Ini dapat dilakukan melalui pembentukan forum atau kelompok diskusi yang melibatkan para pemangku kepentingan untuk merumuskan rencana pengembangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.