Kegiatan Magang Mahasiswa Survei Pengamatan UPS Nitikan dan UPS Kranon Kota Yogyakarta Juli 2024

Pada awal bulan Juli 2024, sekelompok mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang berbeda telah melaksanakan kegiatan Magang Survei Pengamatan Pengolahan Sampah yang berlokasi di dua tempat Unit Pengolahan Sampah (UPS), yaitu UPS Nitikan dan UPS Kranon. Kota Yogyakarta yang identik sebagai kota wisata dan pusat budaya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang mengupayakan penyelesaian permasalahan sampah domestik yang harus segera ditangani. Saat ini, permasalahan mengenai sampah merupakan kendala yang cukup signifikan karena kondisi penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, keterbatasan lahan dan permasalahan sosial juga menjadi tantangan selanjutnya bagi kota Yogyakarta ketika akan menyediakan alternatif pengelolaan sampah. Berdasarkan data terakhir dari timbangan TPA Piyungan, volume sampah dari Kota Yogyakarta mencapai 200-an ton/hari. Angka ini sudah menunjukan pengurangan dengan adanya Program Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) dan Gerakan Organikkan Jogja, di mana sebelumnya pada tahun 2023, volume sampah dari Kota Yogyakarta mencapai 300-an ton/hari. Kondisi tersebut tentunya membutuhkan manajemen pengelolaan sampah secara terus menerus.

Dari permalasahan tersebut, kebijakan dan strategi utama yang dituangkan dalam masterplan pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta (Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2022 tentang Masterplan Pengelolaan Persampahan Kota Yogyakarta Tahun 2022 – 2031) adalah upaya untuk pengurangan sampah semaksimal mungkin sebelum berakhir ditimbun di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Upaya ini dapat dilaksanakan salah satunya melalui pengolahan sampah Tempat Pengolahan Sampah Dengan Prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)  yang dalam perkembanganya disebut sebagai UPS untuk mengolah sampah menjadi kompos dan Refused Derived Fuel (RDF) skala besar. Salah satu langkah teknis yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan masterplan tersebut adalah dengan membangun UPS di 3 lokasi, di mana 2 diantaranya yakni  UPS Nitikan dan  UPS Kranon. Berdasarkan kondisi eksisting, penyumbang jenis komposisi sampah yang diolah menggunakan mesin pembuat RDF terdiri dari lindi (45%), lalu material daur ulang (20%), rendemen RDF (20%), dan residu (15%).

Terdapat dua jenis mesin yang digunakan dalam kegiatan pemilahan sampah ini, yaitu gibrig dan refuse RDF. Guna mengetahui kondisi pengoperasian alat tersebut, dilakukan kegiatan pengamatan selama dua minggu oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk mengetahui jumlah sampah yang berhasil dipilah dan kondisi UPS selama proses pemilahan berlangsung. Tujuan dari kegiatan pengamatan pemilahan dan pengolahan sampah di UPS Nitikan dan Kranon yaitu :

  1. Mengetahui estimasi berat sampah yang diangkut oleh armada menuju UPS Nitikan dan Kranon.
  2. Mengetahui jumlah armada pengangkut sampah yang mengantarkan sampah di UPS Nitikan dan Kranon.
  3. Mengetahui kondisi UPS Nitikan dan Kranon selama proses pemilahan dan pengolahan sampah berlangsung.
  4. Mengetahui estimasi berat sampah yang berhasil diolah dan dipilah oleh UPS Nitikan dan Kranon.
  5. Mengetahui jenis kendaraan yang digunakan dalam proses pengangkutan sampah menuju UPS Nitikan dan Kranon.

Sebelum pelaksanaan kegiatan, Bappeda selaku pengampu para mahasiswa magang mengadakan rapat dengan beberapa pihak terkait yakni Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dan Bagian Perekonomian & Kerjasama Sekretariat Kota Yogyakarta untuk koordinasi teknis. Kegiatan Magang Survei Pengamatan Pengolahan Sampah ini tentunya disambut baik oleh para pekerja di masing-masing Unit Pengolahan Sampah. Selain itu, juga terdapat pihak konsultan Bappeda yang terlibat untuk memberikan pendampingan, yakni tim dari CV Techno Cita Consultant. Sebagi persiapan, dilakukan pembekalan teknis oleh mandor dari masing-masing UPS, yaitu dengan mendatangi lokasi kegiatan kemudian mahasiswa dijelaskan terkait regulasi dan proses pengolahan sampah yang dilakukan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih dua minggu lamanya, mulai dari Senin, 8 Juli 2024 hingga Selasa, 23 Juli 2024 dengan mendata jenis dan jumlah armada, durasi pembongkaran muatan sampah pada mesin, serta sampling timbangan bobot sampah yang diolah. Total terdapat 11 mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut dari berbagai Perguruan Tinggi yang berbeda, yaitu:

  1. Ilma Tahara (Pembangunan Ekonomi Kewilayahan - UGM)
  2. Yunan Lufiyanti (Pembangunan Ekonomi Kewilayahan - UGM)
  3. Ika Rifta Deviana Lestari (Pembangunan Ekonomi Kewilayahan - UGM)
  4. Diah Trimurti Nugraheni (Pembangunan Ekonomi Kewilayahan - UGM)
  5. Ananda Dwi Exa Putri (Perencanaan Wilayah dan Kota - ITERA)
  6. Ertin Revika Dinova (Perencanaan Wilayah dan Kota - ITERA)
  7. Renda Hutama (Akuntansi - UPNVY)
  8. Adinda Putri Maharani (Geografi Lingkungan - UGM)
  9. Denisa Ajeng Sabrina (Geografi Lingkungan -UGM)
  10. Annisa Damayanti Hera W (Geografi Lingkungan - UGM)
  11. Nuril Ma'rifatul Husna (Matematika -UIN MALIKI)

 

 

 

Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, para mahasiswa pun membuat laporan . Berdasarkan laporan tersebut, rangkuman hasil yang dapat diambil dari kegiatan ini yaitu :

  1. Estimasi berat sampah yang dibawa armada menuju UPS Nitikan dan Kranon cukup beragam. Pada UPS Nitikan berat sampah yang masuk dalam jangka waktu 6 hari sebanyak 84,59 ton, sedangkan pada UPS Kranon sebanyak 27,31 ton selama 4 hari.
  2. Jenis kendaraan yang digunakan untuk mengangkut sampah menuju UPS Nitikan dan Kranon berupa gerobak, viar plat merah, viar plat hitam, pick up, dan truk.
  3. Estimasi jumlah armada yang memasuki UPS Nitikan selama enam hari sebanyak 196 armada yang terdiri atas 114 armada viar plat merah, 61 armada viar plat hitam, 19 armada gerobak, 1 armada truk, dan 1 armada pick up.
  4. Estimasi jumlah armada yang memasuki UPS Kranon selama enam hari sebanyak 78 armada yang terdiri atas 17 armada viar plat merah, 22 armada viar plat hitam, 33 armada gerobak, dan 6 armada pick up.
  5. Estimasi berat sampah yang berhasil diolah UPS Nitikan selama 6 hari sebanyak 52,36 ton yang berasal dari mesin RDF dan Gibrik. Sampah yang dihasilkan oleh mesin RDF terdiri atas 11,94 ton anorganik cacah, 0.92 ton anorganik pilah, 14,5 ton organik olah, dan 1,66 ton residu, sedangkan sampah yang dihasilkan oleh mesin gibrik terdiri atas 9,72 ton anorganik cacah, 0,756 ton anorganik pilah, 11,23 ton bubur organik, dan 1,63 ton residu.
  6. Estimasi berat sampah yang berhasil diolah UPS Kranon selama 6 hari sebanyak 83,79 ton yang berasal dari mesin RDF terdiri atas 52.5 ton anorganik cacah, 5,15 ton anorganik pilah, 20,4 ton organik olah, 1,23 ton residu, dan 4,51 ton organik pilah.
  7. Selama enam hari pengamatan, kondisi UPS Nitikan dan Kranon cukup bersih baik sebelum maupun sesudah proses pengolahan sampah. Tenaga kerja bekerja dengan baik dan disiplin.