Pembekalan Program Pendampingan dan Pemberdayaan Lansia bagi Mahasiswa Profesi Psikolog UII

       Pada 22 Oktober 2024, Program Studi Pendidikan Profesi Psikolog Program Profesi (PSP5) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (FPSB) mengundang Bappeda Kota Yogyakarta untuk memberikan materi mengenai program pendampingan dan pemberdayaan lansia di Kota Yogyakarta. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian pembekalan bagi mahasiswa profesi psikolog (koas psikolog) yang akan melakukan tugas praktik profesi di Kelurahan Semaki. Peserta yang mengikuti pembekalan berjumlah 60 orang dan didampingi oleh dosen pengampu yaitu Ibu Uly Gusniarti, S.Psi., M.Si. dan Dr. Sus Budiharto, S.Psi., M.Si., Psikolog.

       Bapak Agus Salim, M.A., selaku Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Yogyakarta, menjelaskan tentang kondisi yang dialami Kota Yogyakarta. Pada tahun 2023, Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai 75,52 tahun. Sementara pada tahun 2022, AHH mencapai 74,83. Artinya terjadi kenaikan usia harapan hidup sebesar 0,69. Peningkatan populasi lansia tersebut perlu diantisipasi agar kehidupan lansia yang bermartabat dapat terus terjaga. Salah satu upaya untuk mengelola lansia adalah dengan membuat Layanan Lansia Terintegrasi (LLT). Layanan ini pada awalnya merupakan pilot project dari Bappenas. Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian berinisiatif untuk melakukan replikasi LLT pada 5 kelurahan lainnya.

        Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) merupakan layanan menyeluruh yang berfungsi menghubungkan kebutuhan lansia dan penyedia layanan. Layanan yang difasilitasi mencakup layanan kesehatan, layanan sosial, dan layanan ekonomi yang disesuaikan dengan kebutuhan lansia. Penyedia layanan tidak hanya berasal dari pemerintah, melainkan berbagai pihak yang memiliki layanan yang diperlukan lansia. Saat melakukan kerja praktik, Bapak Agus menyampaikan agar mahasiswa mampu melakukan pendekatan kepada para pemangku kepentingan di wilayah kelurahan. Diantaranya dengan pihak kelurahan, ketua RT dan RW, puskesmas, dan pihak-pihak terkait lainnya. Mahasiswa juga perlu untuk memahami karakteristik wilayah sehingga memudahkan dalam melakukan tugas-tugasnya.

        Setelah mendapatkan pembekalan, mahasiswa rencananya akan melakukan kerja praktik di wilayah Semaki pada bulan November-Desember 2024. Dengan kerja praktik tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya sekaligus berkontribusi dalam pengelolaan lansia di Kota Yogyakarta.