Sejumlah Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta turut serta dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di 25 kelurahan di Kota Yogyakarta. Keterlibatan Mahasiswa ini bertujuan menjembatani aspirasi Masyarakat dengan Pemerintah setempat serta memberikan perspektif akademik dalam perencanaan pembangunan wilayah.

Bintang Prasojo, Penanggung Jawab Magang BAPPEDA Kota Yogyakarta, menekankan pentingnya program ini sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa dari berbagai universitas, sekaligus wujud kontribusi nyata dalam mendukung perencanaan pembangunan daerah. 

Perwakilan Mahasiswa magang Wahyu Dwi dan Nia Bunga dari Jurusan Perencanaan Ekonomi Kewilayahan Universitas Gadjah Mada menyampaikan bahwa saat pelaksanaan Musrenbang masih kurang untuk memberikan kesempatan kepada setiap dinas atau tamu undangan menyampaikan pendapatnya. Namun, mereka merasa senang, nyaman, dan disambut dengan baik oleh Kelurahan Sorosutan.

Fauzi Mahasiswa magang pendampingan Musrenbang juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pak Bintang dan Bappeda atas penempatan mereka di Kelurahan Demangan. "Kami merasa diterima dengan baik dan mendapatkan tugas yang relevan dengan bidang kami. Pengalaman ini memberikan banyak wawasan baru tentang pentingnya Musrenbang bagi suatu daerah," ujarnya.

Berdasarkan data yang terkumpul, mayoritas usulan ditujukan untuk kelompok perempuan, anak, lansia, serta masyarakat miskin. Salah satu aspek yang banyak diusulkan adalah peningkatan akses layanan sosial dan infrastruktur di berbagai wilayah, seperti pembangunan saluran air hujan serta peningkatan fasilitas pengelolaan sampah.

Selain itu, pembangunan saluran air hujan yang tersambung dengan sistem drainase perkotaan di Jalan Dagen juga menjadi salah satu prioritas utama. Usulan ini diajukan ke OPD DPUPKP untuk mencegah banjir dan meningkatkan sistem drainase Kota.

Beberapa kelurahan yang memiliki jumlah usulan terbanyak dalam survei ini adalah Umbulharjo (7 usulan), Gondokusuman (6 usulan), dan Tegalrejo (4 usulan). Usulan yang diajukan di wilayah- wilayah ini mencakup berbagai aspek, di antaranya:

• Umbulharjo: Peningkatan dan perbaikan jalan, pengolahan sampah organik dengan pengadaan komposter, pembangunan drainase untuk mengurangi genangan air, serta pelatihan penanganan bencana di wilayah rawan.
• Gondokusuman: Peningkatan fasilitas umum dan jalan lingkungan, dukungan terhadap pengelolaan sampah, program pengelolaan air limbah, serta pembangunan ruang hijau terbuka.
• Tegalrejo: Pengadaan tempat sampah terpilah, program peningkatan kesehatan lingkungan, rehabilitasi saluran drainase, serta pengembangan kampung wisata.

Salah satu perwakilan kelurahan dari Tegalpanggung yaitu Pak Ikhwan menyampaikan bahwa banyak kelurahan yang masih merasa kaget dengan kebijakan baru, terutama terkait SPJ, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia (SDM) yang terbatas. Ia mengusulkan agar program magang ini dapat terus dilanjutkan, khususnya bagi mahasiswa dari jurusan Manajemen atau Administrasi yang dapat membantu dalam pengelolaan administrasi kelurahan. Selain untuk Musrenbang, mahasiswa magang juga dapat membantu dalam pengawalan SPJ.

Dengan adanya keterlibatan mahasiswa dalam penyusunan program pembangunan ini, diharapkan aspirasi masyarakat dapat lebih terakomodasi dan solusi yang dihasilkan lebih tepat sasaran. Pemerintah setempat diharapkan dapat menindaklanjuti usulan-usulan ini demi peningkatan kualitas hidup masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan.

Program ini diharapkan menjadi model kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Kota Yogyakarta.

( Editor : Taufik Abdurrahman, Felita Nur Safira, Nafisah Mas'ud )