Pelatihan Kelengkapan Indikator Inovasi Baru, Semangat ASN Pemerintah Kota Yogyakarta dalam meningkatkan nilai IID Kota Yogyakarta
Bappeda bersama BKPSDM Kota Yogyakarta menyeleggarakan acara Pelatihan Kelengkapan Indikator Inovasi Baru pada hari Selasa (11/02/2025) bertempatan di Lt. 5 Hotel New Saphir Yogyakarta, Jl.Laksda Adisucipto No.35 Demangan, Kec. Gondokusuman. Kota Yogyakarta.
Acara Kelengkapan Indikator Inovasi Baru dibuka oleh Ibu Tri Retnani, S.Si., M.T selaku Sekretaris Bappeda Kota Yogyakarta dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa inovasi adalah kebaruan dan keunikan yang meningkatkan efisiensi dan memerlukan pelayanan efektif. Inovasi harus direvalidasi untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan inovasi, perlu adanya Indeks Inovasi Daerah yang bertujuan meningkatkan indikator setiap tahunnya, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang indikator inovasi yang dapat divalidasi serta mendorong implementasi inovasi yang lebih efektif. Dalam agenda ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber yaitu : Ir. Aman Yuriadijaya, M.M (Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta), Nurhadi S.Sos., M.Si, Ph.D (Tim Penilai IGA), Dr. Risdiyono, ST., M.Eng (Ketua Prodi Teknik Universitas Islam Indonesia), Pamungkas S.T, M.T (Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pertanahan dan Tata Ruang) untuk inovasi Gatra Matra, Agung Nugroho, S.Sos. (Kepala Jawatan Sosial Kemantren Wirobrajan) untuk inovasi Segoro Bening. Para narasumber memaparkan materi terkait strategi inovasi dan implementasinya dengan tujuan memberikan solusi komprehensif terhadap permasalahan pembangunan yang aktual, serta mendorong penerapan hasil inovasi di masyarakat guna mendukung kebijakan dan perencanaan pembangunan yang lebih efektif.
Narasumber Pak Nurhadi S.Sos., M.Si, Ph.D, sebagai perwakilan Tim Penilai IGA dengan materi Kelengkapan indikator dan data dukung IGA, menyampaikan bahwa Indeks Inovasi Daerah (IID) Kota Yogyakarta menempati peringkat ke-30 secara nasional dan menduduki urutan ke-2 di DIY dengan predikat "Sangat Inovatif". Beliau menjelaskan bahwa kriteria inovasi daerah yang diajukan di IGA 2025 meliputi penerapan atau implementasi inovasi selama dua tahun, yakni pada periode 2023 hingga 2024 yang dibiayai melalui dana APBD atau sumber pembiayaan lain, serta pelaporan inovasi wajib mengikuti syarat yang telah ditetapkan. Dalam penyampaian tersebut, beliau juga menyoroti bahwa profil Inovasi Daerah mencakup 19 indikator yang pengisiannya harus jelas dan dapat divalidasi. Selain itu, beberapa indikator IGA telah memiliki pedoman penerapan inovasi yang dapat disesuaikan untuk meningkatkan nilai, disertai dengan catatan dari tim validator terkait masing-masing indikator yang perlu ditindaklanjuti, khususnya dalam rancangan pembangunan yang relevan. Catatan tersebut antara lain mencakup penyusunan video inovasi yang sesuai dengan pedoman pengisian IGA guna memastikan proses pelaksanaan berjalan sesuai aturan.
Narasumber Pak Dr. Risdiyono, ST., M.Eng selaku Ketua Prodi Teknik Universitas Islam Indonesia dengan materi Pengembangan Ide Inovasi Melalui Metode Triz (The Theory of Inventive Problem Solving). Pemahaman inovasi dimulai dari identifikasi masalah yang menimbulkan empati, mendefinisikan masalah, gagasan ide, menguji dan pelaksanan. Metode Triz ini dapat membantu menyelesaikan masalah secara sistematis dan kreatif. Dengan menggunakan 40 prinsip inventif TRIZ, seperti segmen, pengambilan, lokalisasi, dan lain-lain, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan ide-ide inovatif. Metode ini juga bukan hanya berlaku di bidang teknik, tetapi juga dapat di terapakan dalam ranah pemerintahan untuk meningkatakan inovasi dan kualitas pelayanan publik.
Narasumber Pak Ir.Aman Yuriadijaya, M.M. selaku Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta dengan tema Urgensi Innovative Goverment Award (IGA) dalam Performa Pemerintah Kota Yogyakarta. Membangun sebuah inovasi memerlukan beberapa point penting, yaitu membiasakan diri untuk menulis, kemampuan berkomunikasi yang efektif, dan membangun sinergi memulai kerjasama yang erat. Bapak Ir.Aman Yuriadijaya, M.M. memotivasi dan mengarahkan peserta agar dapat terus berinovasi dan melaporkan inovasinya kedalam IGA agar dapat meningkatkan Indeks Inovasi Daerah Kota Yogyakarta.
Selain dari narasumber external, terdapat sesi Sharing Session Inovasi Pemenang AIPD dari inovasi Diklatpim Kategori Badan/Dinas (Gatra Matra Jogja) dan Kategori Kemantren/Bagian (Segoro Bening)
- Bapak Wahyu Handoyo, S.T., M.A., M.T.R. (Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang) adalah innovator inovasi Gatra Matra Jogja, dan dalam sharing session diwakilkan oleh Bapak Pamungkas, S.T, M.T. Inovasi "Gatra Matra Kota Jogja" bertujuan untuk meningkatkan akses informasi tata ruang bagi masyarakat. Inovasi ini menggunakan aplikasi digital untuk memudahkan akses informasi, sehingga mempercepat proses, meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang, serta menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
- Bapak Agung Nugroho, S.Sos. dari Kem. Wirobrajan merupakan innovator dan narasumber inovasi Segoro Bening. Beliau memperkenalkan inovasi "Segoro Bening" yang berfokus pada penanganan stunting di Kecamatan Wirobrajan. Inovasi ini dirancang untuk dapat dilaksanakan, terukur, dan berkelanjutan, serta melibatkan jejaring dengan Puskemas, Kemantren, Kelurahan, dan partisipasi aktif dari masyarakat.
Sebagai penutup, selain materi dari narasumber terdapat juga diskusi didalamnya. Harapannya apa yang telah disampaikan dalam pelatihan dapat segera diimplementasikan guna mendukung kebijakan dan perencanaan pembangunan Kota Yogyakarta yang lebih inovatif dan responsif terhadap permasalahan aktual. Dengan penyampaian materi yang komprehensif dan diskusi interaktif, pelatihan ini menjadi momentum penting untuk mendorong peningkatan kualitas inovasi di Kota Yogyakarta.